Langsung ke konten utama

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Kisah Abdullah bin Ummi Maktum yang Istiqomah Beribadah dan Iblis Penjaga


 Istiqomah merupakan keadaan atau upaya seseorang untuk teguh mengikuti jalan lurus agama Islam yang telah ditunjuk Allah SWT. Secara harfiah istiqomah adalah lurus, teguh dan tetap. Kisah mengenai istiqomah dalam beribadah datang dari seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang buta, ia bernama Abdullah bin Ummi Maktum.

Dilansir dari buku Pemuda yang Dicintai Langit + 19 Kisah Penuh Hikmah Sahabat Rasullah karya Dwi Rahayu, dikisahkan tentang sabahat Rasul bernama Abdullah Bin Ummi Maktum yang berasal dari suku Quraisy dan lahir di Mekkah. Sejak lahir Abdullah sudah tidak bisa melihat atau buta. Meskipun tidak bisa melihat, ia selalu bersemangat menjalani dan mengisi hari-harinya mempelajari tentang Islam.

Pada masa itu, kaum muslim menghadapi penindasan dari kaum Quraisy. Mereka dikucilkan, ditakut-takuti, diancam dan berbagai siksaan lainnya. Hal ini juga menimpa Abdullah, namun semangatnya tidak pudar dan malah semakin menambah keteguhan dan kekokohan imannya.

Suatu hari Abdullah menghampiri Rasulullah dan hendak meminta izin kepada Rasulullah untuk tidak salat ke masjid karena tidak ada yang menuntunnya menuju Masjid. Mendengar alasan itu Rasul bertanya “Apakah engkau mendengar azan?”

Ilustrasi berdoa di dalam Masjid. REUTERS/Jorge Silva
Ilustrasi berdoa di dalam Masjid. REUTERS/Jorge Silva

Istiqomah merupakan keadaan atau upaya seseorang untuk teguh mengikuti jalan lurus agama Islam yang telah ditunjuk Allah SWT. Secara harfiah istiqomah adalah lurus, teguh dan tetap. Kisah mengenai istiqomah dalam beribadah datang dari seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang buta, ia bernama Abdullah bin Ummi Maktum

Dilansir dari buku Pemuda yang Dicintai Langit + 19 Kisah Penuh Hikmah Sahabat Rasullah karya Dwi Rahayu, dikisahkan tentang sabahat Rasul bernama Abdullah Bin Ummi Maktum yang berasal dari suku Quraisy dan lahir di Mekkah. Sejak lahir Abdullah sudah tidak bisa melihat atau buta. Meskipun tidak bisa melihat, ia selalu bersemangat menjalani dan mengisi hari-harinya mempelajari tentang Islam.

Pada masa itu, kaum muslim menghadapi penindasan dari kaum Quraisy. Mereka dikucilkan, ditakut-takuti, diancam dan berbagai siksaan lainnya. Hal ini juga menimpa Abdullah, namun semangatnya tidak pudar dan malah semakin menambah keteguhan dan kekokohan imannya.

Suatu hari Abdullah menghampiri Rasulullah dan hendak meminta izin kepada Rasulullah untuk tidak salat ke masjid karena tidak ada yang menuntunnya menuju Masjid. Mendengar alasan itu Rasul bertanya “Apakah engkau mendengar azan?”.

Abdullah lantas menjawab,“Tentu baginda,” Rasul pun menjawab, “Kalau begitu tidak ada keringanan untukmu,” kata Rasul.

Sebagai hamba yang istiqomah dalam menjalankan perintah Allah SWT, setiap azan berkumandang, Abdullah yang buta berjalan meraba-raba menyambut panggilan-Nya, tak terkecuali dalam subuh yang gelap. Hingga suatu hari, Abdullah tersandung sebuah batu hingga tersungkur, darah pun mengalir di wajahnya. Namun Abdullah kembali bangkit, sambil mengusap darah yang membasahi wajahnya, ia pun melanjutkan perjalanan ke masjid.

Sejak saat itu, ada seorang laki-laki yang dengan ramah selalu menjemput dan menuntun Abdullah pulang pergi ke masjid, setiap waktu salat tiba. Hal ini ternyata tidak hanya sekali dilakukan lelaki asing itu. Setiap hari ia selalu menuntun Abdullah ke masjid dan kemudian mengantarkannya kembali ke rumah.

Hingga suatu hari Abdullah menanyakan nama dan asal lelaki itu, lelaki itu menjawab, “Tak perlu kau tahu namaku dan jangan mendoakanku, karena sesungguhnya aku ini Iblis”.

Sontak Abdullah kaget, “Bagaimana mungkin kau selalu mengantarku masjid sedangkan pekerjaanmu adalah menghalangi orang beribadah kepada Allah?” tanya Abdullah.

Iblis menjawab, “Ingatkah saat kau berjalan untuk salat subuh ke masjid, lalu kau tersandung dan terjatuh sehingga wajahmu terluka parah? saat itu aku mendengar para Malaikat berkata bahwa Allah mengampuni setengah dosamu. Aku khawatir jika kau tersandung lagi, maka setengah dosamu yang lain akan diampuni Allah juga. Maka aku terpaksa mengantarmu ke masjid.”

Istiqomah menjadi hal yang penting bagi seorang muslim, karena amalan yang dilakukan secara berkelanjutan akan menjadi ladang pahala dan menjadi perantara dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Komentar